KAJIAN ATP DAN WTP PADA PERENCANAAN LRT BANDUNG RAYA KORIDOR 1 BABAKAN SILIWANGI-LEUWIPANJANG

Dublin Core

Title

KAJIAN ATP DAN WTP PADA PERENCANAAN LRT BANDUNG RAYA KORIDOR 1 BABAKAN SILIWANGI-LEUWIPANJANG

Creator

IFA SEFTI NUGRAENI
NIT : 202040182

Abstract

Pertumbuhan jumlah penduduk Bandung Raya menyebabkan peningkatan jumlah masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi dan minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum menurun. Penurunan ini disebabkan karena penumpang kurang antusias dalam menggunakan angkutan umum karena kualitas dan tingkat pelayanan yang buruk sehingga memilih menggunakan kendaraan pribadi. Bahkan, Bus Trans Metro saat ini tidak menjangkau seluruh wilayah Bandung Raya. Beriringan dengan hal tersebut, jumlah kendaraan pribadi justru makin meningkat dan berbanding terbalik dengan jumlah jalan yang tersedia sehingga tidak mampu memenuhi volume kendaraan dan menyebabkan kemacetan. Salah satu cara mengurai kemacetan adalah dibangunnya LRT Bandung Raya yang sesuai dengan Peraturan Presiden No. 45 Tahun 2018 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung. Salah satu hal yang perlu menjadi perhatian adalah kemampuan daya beli pengguna yaitu Ability to Pay (ATP) dan Willingness to Pay (WTP). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji seberapa besar keterjangkauan daya beli calon pengguna LRT Bandung Raya berdasarkan ATP dan WTP kategori pendapatan dan mengetahui hubungan antara ATP dengan WTP. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 362 responden yang melakukan perjalanan di wilayah perkotaan Bandung menggunakan kendaraan pribadi dan angkutan umum. Metode penelitian yang digunakan untuk menghitung ATP yaitu travel cost method dan perhitungan WTP menggunakan fuzzy mamdani dengan bantuan perangkat lunak Matlab. Berdasarkan hasil dari penelitian, ATP yang dihasilkan dari kategori pendapatan sebesar Rp 28.000 dan perhitungan WTP menggunakan fuzzy mamdani sebesar Rp 2.530. Disimpulkan bahwa calon pengguna LRT Bandung Raya memiliki nilai ATP lebih besar dari WTP (choice riders). Hal ini dapat terjadi karena calon pengguna LRT belum merasakan pelayanan secara nyata karena LRT belum dioperasikan dan hanya melihat ilustrasi yang ditawarkan. Dengan demikian, perlu adanya penyesuaian kualitas pelayanan yang ditawarkan agar menaikkan kemauan membayar LRT Bandung Raya.

Kata kunci : Ability to Pay (ATP), Willingness to Pay (WTP), LRT, Bandung raya, travel cost, fuzzy mamdani

Social Bookmarking

Citation

IFA SEFTI NUGRAENI NIT : 202040182, “KAJIAN ATP DAN WTP PADA PERENCANAAN LRT BANDUNG RAYA KORIDOR 1 BABAKAN SILIWANGI-LEUWIPANJANG,” Repository PPI Madiun, accessed September 20, 2024, https://repository.ppi.ac.id/items/show/874.