KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL KERETA API PERINTIS BATARA KRESNA

Dublin Core

Title

KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL KERETA API PERINTIS BATARA KRESNA

Creator

GENNY KUSUMA DEWI
NIT : 20204217

Abstract

Railbus Batara Kresna merupakan kereta api perintis bersubsidi dengan kombinasi dari konstruksi kereta rel dan bus. Railbus ini melayani rute perjalanan sepanjang 37 KM dari Stasiun Purwosari hingga Stasiun Wonogiri, dengan waktu tempuh 1 jam 45 menit dengan rel R.42 dan jika dilakukan peningkatan prasarana yaitu penggantian rel menjadi rel R.54, waktu tempuh Railbus menjadi 1 jam 15 menit. Dalam pemenuhan kebutuhan transportasi massal, Railbus Batara Kresna dengan harga tiket Rp4.000 menjadi kereta feeder dimana halte BTS hanya berjarak 1-2 menit dengan berjalan kaki jika dilihat melalui google maps. Peningkatan dari PDRB harga berlaku menjadi salah satu faktor untuk mengukur kemampuan sumber daya ekonomi dan laju pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan dari wilayah di area lintas tersebut. Dengan demikian, angkutan umum perintis memiliki kesempatan untuk berubah menjadi angkutan umum komersial. Maka dari itu, penelitan ini bertujuan untuk menganalisis jumlah penerimaan dan pengeluaran operasional railbus serta menganalisis kemandirian keuangan berdasar dari perhitungan finansial dan kelayakan Railbus Batara Kresna di masa yang akan datang sebagai proyek usaha transportasi. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan diolah untuk mengetahui kemandirian keuangan selama umur ekonomis sarana yaitu 30 tahun. Analisis dilakukan dengan metode NPV, IRR, PP, B/C Ratio, dan PV/K melalui skenario peningkatan harga tiket. Skenario tersebut mulai dari harga Rp4000, Rp5000, Rp6000, hingga Rp70.114 dengan mempertimbangkan PDRB dari tahun ke tahun. Peningkatan harga tiket bertujuan untuk mengurangi besarnya nilai subsidi yang diberikan pemerintah dengan harapan mampu menjadi proyek yang menguntungkan karena keunikan yang dimilikinya, dimana lintas railbus ini melewati jalan raya dan berdampingan dengan moda lainnya di pusat Kota Surakarta. Berdasarkan hasil analisis dengan skenario 1, skenario 2, skenario 3, hingga skenario 4, diketahui seluruh hasil dari metode NPV, IRR, PP, B/C Ratio, dan PV/K proyek usaha transportasi menunjukkan hasil negatif yang berarti proyek dapat dikatakan tidak layak. Secara tidak langsung, proyek transportasi Railbus Batara Kresna tidak layak jika dilihat dari kemandirian keuangan selama masa operasional umur ekonomis. Ketidaklayakan disebabkan adanya ketidakseimbangan antara biaya penerimaan dengan biaya pemasukkan. Tetapi tidak menutup kemungkinan, proyek ini di masa yang akan datang dapat menjadi kereta api komersial dengan didukungnya penggantian rel R.42 menjadi rel R.54 dengan waktu tempuh yang ditawarkan lebih cepat daripada sebelumnya agar minat masyarakat menggunakan moda ini meningkat serta berusaha untuk menggandeng masyarakat lebih lanjut untuk menggunakan railbus dalam melakukan mobilisasi dari Stasiun Purwosari hingga Stasiun Wonogiri dengan berbagai cara melalui kegiatan promosi.

Kata Kunci: Kereta api perintis, Railbus Batara Kresna, kelayakan, finansial, subsidi.

Social Bookmarking

Citation

GENNY KUSUMA DEWI NIT : 20204217, “KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL KERETA API PERINTIS BATARA KRESNA,” Repository PPI Madiun, accessed September 20, 2024, https://repository.ppi.ac.id/items/show/857.