Perencanaan Reaktivasi Jalur Kereta Api Lintas Dolopo-Surodikraman

Perencanaan Reaktivasi Jalur Kereta Api Lintas Dolopo-Surodikraman

Jalur Kereta api lintas Dolopo–Surodikraman merupakan jalur Kereta api yang menghubungkan lintas Madiun-Slahung yang dibangun pada tahun 1907 oleh pemerintahan Hindia Belanda yaitu Staat Spoorwegen (SS). Reaktivasi perlu dilakukan pada jalur Dolopo–Surodikraman yaitu mengimbangi dengan membuka akses menggunakan moda transportasi Kereta api guna meningkatkan produktifitas industri gula dan meningkatkan hasil pertanian sehingga diharapkan berdampak positif bagi masyarakat sekitar. Reaktivasi dilakukan dengan metode penelitian yaitu data primer dan sekunder. Data tersebut dikumpulkan, diolah kemudian dianalisis yang dipadukan dengan regulasi perkeretaapian di Indonesia dan software Infraworks dan Civil 3D. Lokasi penelitian terdapat di lintas Dolopo–Surodikraman dengan kondisi jalur 90% tidak layak, 7% rusak dan 3% kondisi cukup baik. Berdasarkan hasil analisis trase alternatif memiliki nilai lebih baik dibandingkan trase eksisting dari aspek teknis, aspek integrasi jaringan dan aspek tata guna lahan. Trase alternatif ini memiliki panjang jalur 15.279 kilometer dengan klasifikasi kelas jalan 1. Jalur ini terdapat rekomendasi 5 stasiun baru yaitu Stasiun Dolopo, Stasiun Mlilir, Stasiun Polorejo, Stasiun Ponorogo dan Stasiun Surodikraman. Trase ini direncanakan memiliki 5 lengkung horisontal memiliki radius terkecil yaitu 350 meter dengan kecepatan operasi 75 km/jam. Alinyemen vertikal terdapat 6 lengkung vertikal dengan kelandaian paling besar -0.31‰. Komponen yang dibutuhkan trase ini terdiri dari jumlah 1.224 batang rel tipe R54, 25.465 bantalan beton, 101.860 penambat elastis tipe E clip, 25.465 precast U Ditch, balas 17.570,85 m3, subbalas 37.127,97 m3, galian tanah 25.545.483,92 m3 dan timbunan tanah 466.653,44 m3.

Kata Kunci: Reaktivasi, Dolopo-Surodikraman, Geometri, Komponen, Trase, Alinyemen