KAJIAN KELAYAKAN OLI MESIN LOKOMOTIF CC 206 PADA PERAWATAN BERKALA

KAJIAN KELAYAKAN OLI MESIN LOKOMOTIF CC 206 PADA PERAWATAN BERKALA

Pelumasan dapat diartikan sebagai pemberian bahan pelumas pada suatu mesin yang bertujuan untuk mencegah kontak langsung persinggungan antara permukaan yang bergerak. Viskositas merupakan sifat yang sangat penting dalam minyak pelumas. Viskositas minyak pelumas menunjukkan kemampuan dan kemudahan minyak pelumas mengalir. Jarak adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu benda berubah posisi melalui suatu lintasan tertentu. Pada penelitian ini dilakukan pengambilan sampel oli mesin pada lokomotif CC 206 13 18 dan CC 206 13 45 di Depo Lokomotif Sidotopo Daop 8 Surabaya. Pengujian sampel oli mesin dilakukan di laboratorium, berdasarkan pada standar ASTM D 445-97, ASTM D 95-13, dan ASTM D 482 yang dimana hasil dari pengujian dibandingkan dengan batas kelayakan oli mesin. Batas kelayakan ini menentukan kelayakan umur oli mesin yang berdasarkan pada Manual Instruction (MI) General Electric Transportation Tahun 2012. Output dari pengujian ini adalah viskositas kinematik, kontaminasi air, dan polutan padat terlarut. Dari pengujian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa oli pada CC 206 13 18 menghasilkan viskositas kinematik sebesar 15,86 cSt, kontaminasi air sebesar 0,07%, dan polutan padat terlarut sebesar 0,973%. Pada CC 206 13 45 menghasilkan viskositas kinematik sebesar 15,38 cSt, kontaminasi air sebesar 0,06%, dan polutan padat terlarut sebesar 0,917%. Dari pengujian pada kedua lokomotif tersebut didapatkan hasil bahwa viskositas kinematik, kontaminasi air, dan polutan padat terlarut oli mesin CC 206 13 18 dan CC 206 13 45 masih dalam batas kelayakan. Viskositas kinematik dapat mempengaruhi jarak tempuh maksimal pada lokomotif. Hasilnya pada CC 206 13 18 sejauh 186.962 km dan pada CC 206 13 45 sejauh 194.352 km.

Kata kunci: kontaminasi air, pelumasan, polutan padat terlarut, viskositas kinematik.