PENGARUH PERUBAHAN SISTEM PERSINYALAN TERHADAP PERJALANAN KRL PADA LINTAS TANAH ABANG-RANGKASBITUNG

Dublin Core

Title

PENGARUH PERUBAHAN SISTEM PERSINYALAN TERHADAP PERJALANAN KRL PADA LINTAS TANAH ABANG-RANGKASBITUNG

Creator

AHMAD RASYIDI
NIT : 20174026

Abstract

Seiring dengan berkembangnya zaman dan memasuki era globalisasi yang serba cepat maka dituntut pula sektor transportasi yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Selain itu pertumbuhan jumlah penduduk tentu juga akan mempengaruhi peningkatan jumlah perpindahan seseorang/barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dalam memenuhi kebutuhannya. Untuk menjawab tantangan tersebut maka perkeretaapian adalah salah satu moda transportasi yang mampu menjawab tantangan tersebut. Maka dari itu sebagai bentuk usaha Pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan moda yang handal maka pemerintah menyelenggarakan transportasi massal yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat yaitu salah satu transportasi massal adalah KRL. Saat ini KRL (kereta rel listrik) melayanai wilayah Jabodetabek, rute yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi DKI Jakarta terdapat pada lintas Tanah Abang-Rangkasbitung. Yang dimana kondisi pada lintas tersebut mengalami kenaikan penumpang sehingga menyebabkan penumpukan penumpang terutama pada peak hour/waktu sibuk serta terjadinya antrian KRL ketika ingin memasuki stasiun dikarenakan kapasitas lintas yang tidak mencukupi. Untuk itu perlu adanya penelitian mengenai peningkatan kemampuan persiyalan guna meningkatkan pelayanan terhadap penumpang dan perjalanan KRL yang optimal pada lintas Tanah Abang-Rangkasbitung. Pada penelitian ini, penulis melakukan analisis kondisi eksiting mengenai headway dan kapasitas lintas yang tersedia pada saat ini. Kemudian melakukan analisi titik jenuh kapasitas lintas. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui titik jenuh kapasitas lintas Tanah Abang-Rangkasbitung Sehingga, dari analisis yang dilakukan akan mendapatkan hasil mengenai prediksi titik jenuh kapasitas lintas Tanah Abang-Rangkasbitung yang ditinjau dari pertumbuhan penumpang. Analisis titik jenuh kapasitas lintas dilakukan dengan cara perhitungan headway, kapasitas lintas, kemampuan angkut sarana KRL dikalikan dengan kapasitas lintas tanah abang-rangkasbitung yang selanjutnya disebut dengan kapasitas angkut lintas, dan pertumbuhan jumlah penumpang yang dilakukan menggunakan metode eksponensial. Selanjutnya dilakukan analisis peningkatan persinyalan dengan mengganti sitem nya menjadi blok otomatis terbuka sehingga nantinya akan didapatkan headway serta peningkatan kapasitas lintasnya. Penambahan kapasitas lintas dapat dimanfaatkan untuk menambah perjalanan KRL, sehingga nantinya dianalisis untuk penambahan perjalanan yang dibutuhkan agar perjalanan pada lintas Tanah Abang-Rangkasbitung dapat optimal. Dari penelitian ini dapat diketahui 1) saat peak hour untuk lintas Tanah Abang-Serpong mengalami kejenuhan pada -5,4 bulan, lintas Serpong-Parungpanjang -4,5 tahun, lintas Parungpanjang-Maja 2,8 tahun, dan Maja-Rangkasbitung 1,10 tahun. 2) setelah dilakukan peningkatan persinyalan maka didapatkan Lintas Tanah Abang-Serpong mengalami peningkatan pada waktu peak hour dimana kapasitas lintas menjadi 84 dengan headway 8, Serpong-Parungpanjang kapasitas lintas menjadi 61 dengan headway 10, Parungpanjang-Maja kapasitas lintas menjadi 56 dengan headway 12, dan Maja-Rangkasbitung kapasitas lintas menjadi 56 dengan headway 12. 3) penambahan perjalanan untuk lintas Tanah Abang-Rangkasbitung iv dalam upaya pengoptimalan pengangkutan penumpang KRL dapat ditambah menjadi 3 perjalanan dengan menggunakan stamformasi 10.

Kata kunci : headway, kapasitas lintas, kapasitas angkut lintas, titik jenuh, peak hour, blok otomatis terbuka.

Social Bookmarking

Citation

AHMAD RASYIDI NIT : 20174026, “PENGARUH PERUBAHAN SISTEM PERSINYALAN TERHADAP PERJALANAN KRL PADA LINTAS TANAH ABANG-RANGKASBITUNG,” Repository PPI Madiun, accessed September 20, 2024, https://repository.ppi.ac.id/items/show/456.