Perbandingan Perawatan Lengkung No 44 Dan 43 Jalur Hulu Di Daop V Purwokerto

Jalur lengkung merupakan salah satu upaya yang digunakan untuk menembus jalan-jalan yang sulit dilewati oleh kereta. Lengkung memiliki perhatian yang khusus pada bagian perawatan. Jika pada lengkung tidak sesuai dengan ketentuan yang ada, maka dapat membuat perjalanan kereta api menjadi kurang smooth/kurang halus yang dapat mengakibatkan anjlokan atau kecelakaan kereta, anjlokan terjadi karena beberapa faktor, salah satunya yaitu karena ketidaksesuaian hasil pemeriksaan dengan desain yang telah di tentukan. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukannya perawatan yang optimal pada lengkung. Perawatan prasarana sendiri dilakukan untuk menjaga maupun memperbaiki atau mengembalikan fungsi dan keandalan prasarana agar tetap laik operasi. Kebutuhan sumber daya manusia, pemilihan alat yang digunakan, dan metode perawatan jalan rel dijalur lengkung sangat mempengaruhi hasil nantinya. Untuk itu perlu adanya perhitungan terkait produktivitas alat dan kebutuhan sumber daya manusia agar perawatan berjalan secara optimal. Berdasarkan data hasil perhitungan jumlah dan produktivitas pekerja yang dilakukan pada saat perawatan terdapat perbedaan yang cukup tinggi antara perawatan menggunakan metode manual dan metode semi mekanik. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan perawatan menggunakan alat semi mekanik. Produktivitas pekerjaan perawatan lengkung menggunakan alat semi mekanik lebih besar yaitu 8,75 m’sp/hari, sedangkan jika menggunakan manual yaitu 6,563 m’sp/hari. Produktivitas alat jika menggunakan metode semi mekanik lebih banyak yaitu 4,28 m’sp/hari, sedangkan jika menggunakan metode manual sebanyak 2,14 m’sp/hari.

Kata Kunci : pemeriksaan, perawatan, lengkung, produktivitas.