Analisis Peningkatan Stasiun Operasi Menjadi Stasiun Penumpang (Studi Kasus : Lintas Pelayanan KA Prameks Solo-Yogyakarta)

Dublin Core

Title

Analisis Peningkatan Stasiun Operasi Menjadi Stasiun Penumpang (Studi Kasus : Lintas Pelayanan KA Prameks Solo-Yogyakarta)

Creator

FAIZAL MAJID
NOTAR : 20174016

Abstract

Transportasi perkotaan saat ini memang penting karena demi menunjang kegiatan sehari–hari yang dilakukan oleh manusia. Namun seiring berjalannya waktu transportasi perkotaan tidak bisa jika hanya mengandalkan dari moda jalan raya, karena saat ini peristiwa jalan raya macet sudah merebak dimana-mana. Karena hal ini salah satu cara masyarakat menghindari macet adalah dengan berpindah moda dari jalan raya menuju kereta api. Hal ini sama yang dilakukan oleh masyarakat Solo–Klaten-Yogyakarta yang bertransportasi sehari–hari antar ketiga kota tersebut, ditunjukkan dengan jumlah penumpang kereta api Prameks yang mengalami kenaikan jumlah penumpang tiap tahun. Dengan semakin bertambahnya jumlah penumpang kereta api Prameks, maka pemerintah juga melakukan elektrifikasi jalur kereta lintas Solo–Yogyakarta yang dimulai pada bulan Februari 2020, dengan tujuan kereta api prameks akan digantikan oleh Kereta Rel Listrik (KRL) demi menunjang pertumbahan jumlah penumpang pertahun selain itu KRL dinilai lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar yang berakibat polusi yang ditimbulkan juga berkurang. Jika kereta api Prameks diganti dengan KRL, maka revitalisasi stasiun operasi yang belum memiliki fasilitas naik turun penumpang akan mungkin dilakukan demi menunjang perjalanan KRL dan memudahkan akses masyarkat yang berkehendak untuk naik KRL. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis melakukan penelitian tentang analisis peningkatan stasiun operasi menjadi stasiun penumpang. Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis kesiapan stasiun operasi untuk ditingkatkan menjadi stasiun penumpang. pada penelitian ini ada beberapa hal yang akan dituju, yaitu mengidentifikasi stasiun operasi, menganalisis standar pelayanan stasiun operasi dengan PM 63 Tahun 2019, menganalisis karakteristik responden, menganalisis jumlah bangkitan, forecasting jumlah penumpang pada waktu stasiun operasi belum direvitasli dan sudah direvitalisasi dengan menggunakan metode least square. Hasil dari penelitian ini adalah, pada lintas Solo–Yogyakarta memiliki empat stasiun operasi, yaitu Stasiun Gawok, Delanggu, Ceper, dan Srowot. Dari keempat stasiun tersebut, standar pelayanan yang belum ada saat ini adalah standar pelayanan yang berhubungan dengan fasilitas pelayanan penumpang, untuk karakteristik responden Sebagian besar menginginkan fasilitas integrasi antar moda, fasilitas tiket menggunakan e-ticket , serta Sebagian besar masyarakat berkehendak naik kendaraan pribadi untuk menuju stasiun, maka lahan parkir distasiun juga harus dipersiapkan, dan untuk perhitungan prediksi jumlah penumpang pada saat stasiun operasi sebelum dan sesudah direvitalisasi memiliki jumlah yang lebih besar pada saat stasiun direvitalisasi.

Kata kunci : Revitalisasi, Stasiun, KRL, bangkitan, forecast, least square.

Social Bookmarking

Citation

FAIZAL MAJID NOTAR : 20174016, “Analisis Peningkatan Stasiun Operasi Menjadi Stasiun Penumpang (Studi Kasus : Lintas Pelayanan KA Prameks Solo-Yogyakarta),” Repository PPI Madiun, accessed September 20, 2024, https://repository.ppi.ac.id/items/show/107.